PRAKTIK PEMULASARAN JENAZAH
Sudah kita ketahui bersama bahwa setiap hal yang hidup pasti
akan mengalami kematian sesuai dengan firman Allah SWT
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا
تُرْجَعُوْنَ
Artinya: Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan
kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan.
kitika ada seorang muslim ataupun muslimat meninggal dunia
maka umat islam di wilayah tersebut terkena hukum fardhu kifayah yaitu wajib
untuk merawat jenazah tersebut sesuai dengan ajaran islam. dalam proses
pengurusan jenazah mulai dari saat seseorang meninggal dunia hingga dimakamkan di
tempat pemakaman. Proses ini dilaksanakan oleh orang-orang tertentu yang
memiliki ilmu pengetahuan agama dan pengalaman yang cukup, di suatu wilayah
atau desa petugas pengurus jenazah biasa disebut dengan Imamuddin atau lebih
dikenal dengan Mbah Modin. Pemulasaraan jenazah bertujuan untuk menghormati
orang yang telah meninggal dunia serta menjaga kebersihan dan kesehatan bagi
orang yang masih hidup.
Dalam proses pemulasaraan jenazah atau penghormatan terhadap
jenazah meliputi beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan baik-baik,
hati-hati dan dengan penuh rasa hormat sesuai dengan syariat ajaran islam.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan utama dalam pemulasaraan
jenazah:
- Menyucikan atau memandikan Jenazah
Dalam kegiatan tradisi, di suatu
wilayah atau desa khususnya dalam agama Islam, jenazah harus disucikan dengan
cara proses mandi jenazah. Mandi jenazah dilakukan dengan cara tertentu,
misalnya dengan menggunakan air yang banyak dan mengalir dicampur dengan
daun-daunan untuk membersihkan tubuh dan menghilangkan kotoran. Jika jenazah
tersebut laki-laki di sarankan yang memandikan jenazah tersebut adalah anggota
keluarga beserta muslim laki, begitupun sebaliknya jika jenazah tersebut
perempuan disarankan yang memandikan anggota keluarga beserta muslim perempuan.
Dalam keadaan mendesak ataupun darurat,
jika tidak memungkinkan untuk mandi, jenazah cukup disucikan dengan tayammum.
- Mengenakan Kafan
Setelah selesai tubuh jenazah dibersihkan dengan cara dimandikan, jenazah kemudian dibalut dengan kain kafan. Kafan untuk perempuan biasa jumlahnya lebih banyak dari pada kafan laki-laki. Kafan laki-laki biasanya terdiri dari tiga potong kain putih sedang kafan perempuan terdiri dari lima potong kain putih. Proses pembungkusan ini dilakukan dengan penuh kehormatan dan tanpa menggunakan hiasan dan asesoris apapun.
- Salat Jenazah
Sebelum jenazah dibawa ke kuburan
atau pemakaman, umat Muslim terkena kewajiban fardhu kifayah melaksanakan salat
jenazah. Solat jenazah terdiri dari empat takbir, setelah takbir pertama jamaah
sholat jenazah membaca surat Al fatikhah, takbir yang kedua jamaah sholat
jenazah membaca sholawat kehadirat Rosulullah Muhammad SAW, takbir yang ketiga
dan keempat jamaah sholat jenazah mendoakaan semoga arwah jenazah tersebut
diberi rahmat dan ampunan darai Allah SWT. Salat jenazah dilakukan oleh
keluarga, teman, dan masyarakat yang hadir untuk mendoakan agar almarhum
diampuni dosanya dan mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan.
- Penguburan
Setelah salat jenazah selesai
dilaksanakan, jenazah kemudian dibawa ke pemakaman untuk dikuburkan. Kedalaman
galian kubur rata-rata sekitar 1,8 meter Penguburan dilakukan dengan cara
meletakkan jenazah di dalam liang lahat dengan posisi miring menghadap qiblat
kemudian tali kafan semua di lepas, dan selanjutnya ditimbun dengan tanah. Di
sebagian besar tradisi, keluarga dan sahabat ikut serta dalam penguburan untuk
memberikan penghormatan terakhir.
- Doa untuk Jenazah
Setelah proses penguburan selesai
dilaksanakan, para keluarga atau orang yang hadir biasanya akan melanjutkan
dengan membaca doa tahlil atau do’a magfiroh untuk almarhum. Doa ini bertujuan
agar almarhum mendapat tempat yang baik di sisi Tuhan dan diberi rahmat dan
ampunan dari Allah SWT.
Pemusalaran jenazah adalah salah satu bentuk penghormatan
terakhir yang diberikan kepada orang yang telah meninggal dunia. Dengan
mengikuti proses pemulasaraan jenazah sesuai dengan ajaran agama, kita dapat
memastikan bahwa jenazah dihormati dan diperlakukan dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, pemulasaraan jenazah juga memberikan pengingat bagi kita yang masih
hidup untuk selalu bersyukur dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan
setelah mati.
Sumber : 1. Buku berjudul “IMAMUDDIN” Karya KH.
Bisri Mustofa
2. Buku berjudul “PENGANTAR FIQIH
JENAZAH” karya Sutomo Abu Nashr
0 Response to "PRAKTIK PEMULASARAN JENAZAH"
Posting Komentar